... Renungan ...

Mari kita merenung sejenak,

Dengan santai saya duduk, dengan mata tertutup saya berpandang kedalam hati kepada satu titik di cakra jantung dan melepaskan semua otot-otot di badan saya. Kaki tangan dan semua jari jemari saya. Saya ambil nafas dengan tenang dan teratur, saya sampingkan semua pikiran2 yang ada di dalam pikiran saya.. Bayangkanlah diri anda sebagai seorang yang telah lelah dan jenuh mencari makna kehidupan di dunia ini. Bayangkanlah diri anda yang jemu melihat dunia ini hanya sebagai tarikan-tarikan persoalan senang dan sedih, berhasil dan gagal, mendapatkan keuntungan dan kebahagiaan. Demikian pula dengan berbagai tekanan kehidupan, hantaman kesedihan dan terpaan penderitaan anda. Tanpa menyadarinya telah terbawa tanpa daya oleh pusaran kehidupan dunia. Betapa banyak manusia yang karam dalam lautan kehidupan ini, betapa banyaknya manusia yang tidak mengenal diri, betapa banyaknya manusia yang tidak mendapat pencerahan serta kemudahan-kemudahan. Mereka semua terjebak dalam kehidupan dualisme. Mereka teraniyaya, tersiksa, serta menderita hidupnya, mereka tidak mendapatkan guru yang menyayangi serta membimbing mereka agar mereka selamat dalam menjalani kehidupan ini.

Pada suatu titik anda tersadar, apa makna dari semua ini, apakah kehidupan hanyalah sekedar pergantian episode senang dan sedih, baik dan buruk, makan tidur main bekerja dan sex saja hingga datang saat kematian kelak. Apakah benar tidak ada makna yang lebih hakiki daripada sekedar menggapai kesuksesan semu? Serta memiliki pendapatan yang cukup untuk hidup senang dan mempersiapkan bekal pendidikan anak2 atau menggapai suatu bayangan dari cita2 yang akan pudar? Bukankah itu berarti kita juga hanya mengarahkan anak2 kita menuju pengulangan-pengulangan tanpa makna yang persis sama dengan yang kita jalani. Sebuah rutinitas kehidupan yang juga akan memerangkap mereka, sama seperti kita yang telah terperangkap didalamnya. Ingat, kita ini bukan mesin atau robot, dimana rasa hidupmu? Dimana rasa keceriaanmu? Dimana kebahagiaan mu? Dimana ketenangan mu? Dimana kedamaian mu? Semua yang engkau rangkai dan diwujudkan serta engkau capai semua keinginanmu malahan telah menjebakmu dan memperbudakmu! Dimana kemerdekaanmu? Dimana kebebasan mu? Dimana? Dimana semua itu

Bayangkan ketika anda tersadar bahwa agama yang selama ini diberikan dan diwariskan dari orang tua dan leluhur anda serta diajarkan pada anda hanyalah ritual tanpa makna batin. Bahwa agama seakan2 hanya seleksi untuk masuk surga atau neraka. Berdasarkan banyaknya pahala atau hanya sekedar warisan atau sekedar turun temurun tanpa bukti kebenarannya didalam kehidupan anda. Buku-buku yang anda baca, semuanya langsung menjelaskan cara, tanpa menerangkan landasan paling fundamental, apa arti semua ini sebenarnya. Apakah kehidupan hanya sedangkal ini, hingga kematian kelak. Didiktekan kepada anda bahwa manusia diciptakan untuk apa, untuk ibadahkah? Berbakti kepada tuhankah, atau apa. Apakah tuhan masih memerlukan sesuatu dari anda? Kalo tuhan memerlukan sesuatu dari anda berarti tuhan masih kekurangan. Padahal, tuhan yang sebenarnya tidak membutuhkan apapun. Apakah engkau mencari-cari tuhan, kemana engkau mencarinya, dimana alamatnya, bagaimana caranya sampai kesana, engkau akan kebingungan.

Ada orang mengatakan, carilah tuhan didalam dirimu, setelah engkau mencoba mengenal, memasuki dirimu? Bagaimana rasa dan hasilnya, ternyata susah sekali untuk mengenal dan menguasai diri sendiri itu. Engkau akan terjebak oleh semuanya itu. Engkau mulai mengerti bahwasanya dirimu telah terpenjarakan oleh semua hal itu. Bagaimana bisa menemukan tuhanmu yang ada didalam diri, jika engkau sendiri tidak bisa tenang dan damai dengan diri sendiri. Dalam kehidupan ini kita selalu diliputi oleh perasaan suka dan duka. Suka berarti bahagia karena mandiri, saat engkau menikmati kesendirianmu, engkau tidak lagi tergantung kepada sesuatu di luar diri. Dan duka berarti sedih karena tidak dapat hidup mandiri sendiri. Tidak dapat menikmati keheningan selalu tegantung kepada sesuatu di luar diri. Kenapa kita berduka, kenapa kita menderita, karena perasaan kosong, kehampaan serta kesepian yang ktia rasakan tidak pada tempatnya. Kita merasa kurang maka kita menderita . Saat ini jumlah mereka yang menderita jauh lebih banyak, lebih besar daripada mereka yang merayakan hidup. Yang kayapun menderita, yang kesepian menderita, yang keramaianpun menderita. Yang kekuranganpun menderita, yang kelebihanpun menderita, yang beragamapun menderita, yang tidak beragamapun menderita.

Saat ini kita melihat penderitaan dimana-mana, disetiap sudut kehidupan dunia. Bayagnkan, ketika anda mulai berani jujur pada diri sendiri. Bahwa kitab suci yang ketika anda mencoba membaca terasa abstrak, acak dan tak terjangkau maknanya serta penuh kecurigaan dan ketidak masuk akalan. Anda mulai bertanya-tanya. Ketika kitab suci memanggil “wahai orang2 yang beriman”. Benarkah anda termasuk didalamnya. Apa yang bisa membuktikannya.
Kapankah anda beriman, mana buktinya. Lihat, diri anda sendiri penuh dengan stres, depresi dan kekecewaan dalam hidup ini. Sedangkan anda berkata bahwa saya telah beriman kepada tuhan dan menjalankan segala perintahnya. Ternyata dalam kenyataannya semua itu sia-sia belaka tidak ada buktinya. Malahan anda telah berbohong terhadap diri sendiri. Anda telah mengingkari apa yang telah diucapkan, apa yang telah diimani, apa yang telah diperbuat. Semua saling bertentangan, dimana keyakinan mu itu, dimana keselamatan mu itu. Dimana kedamaian yang semua ada didalam ajaran agama. Sedangkan kamu semua beragama sejak lahir sampai mati. Tetapi apa hasil dan buktinya didalam kehidupan di dunia ini. Anda mulai tidak lagi merasa yakin bahwa anda tidak termasuk kedalam kaum yang disebutkan tadi diatas. Ketika kitab suci berbicara tentang golongan manusia yang tersesat, anda menyangkalnya bahwa anda bukan termasuk golongan itu. Tetapi kenyataannya, anda termasuk kedalamnya, apakah anda menyadarinya? Anda beragama malahan menjadi bingung, resah dan ragu.
Lihatlah manusia beragama sekarang. Apakah menjadi semakin baik atau sebaliknya. Apakah anda melihat dan menyaksikan itu? Itulah resikonya kalo keyakinan dan agama yang dianut dikarenakan warisan. Bukan hasil usaha dalam pembuktian sendiri. Kalo anda tidak berubah dari sekarang, kapan akan berubahnya. Apakah anda akan tetap beriman dan berkeyakinan yang lari di tempat saja. Ingat waktu terus berjalan, tanpa berhenti, tanpa lelah. Kehidupan anda hanyalah makan tidur main seks dan menumpuk ketakutan serta penderitaan saja. Anda banyak menyia nyiakan waktu dan kesempatan yang berharga ini. Maka, andapun mulai mencari panutan, orang yang dapat anda jadikan pembimbing didalam kehidupan anda. Mulailah anda mengikuti pendalaman dari ajaran agama dan keyakinan anda ini dan itu. Memaksakan diri untuk meraih serpihan makna yang mungkin tersirat didalamnya. Tapi ternyata, setelah sekian lama anda tidak juga memperolehnya. Anda malah kebingungan, terjadilah pendangkalan dan pembodohan dimana-mana. Anda tidak akan bertemu dengan seorang panutan yang sesungguhnya, jika anda sendiri dalam keadaan bingung, serta penuh dengan kotoran2 yang melekat didalam diri anda yang menjadikan gelap gulita pandangan kesadaran anda. Pada suatu titik, ada hujaman dan pemberontakan didalam diri, serta menimbulkan banyak pertanyaan yang mendobrak keluar dari kepala anda.
Mengapa saya tiba-tiba memiliki agama, untuk apa saya ini diciptakan, apa tujuan saya diciptakan, siapa saya ini, darimana asal saya ini, kenapa saya harus bertuhan, siapakah tuhan itu, ada dimanakah tuhan itu, bagaiamana untuk mencapai kedalam tuhan. Apa itu kematian apa itu kehidupan, dan lebih banyak lagi pertanyaan2 keluar tetapi siapa yang akan menjawab setiap pertanyaan anda itu semua. Semua orang yang akan ditanya akan hal itu telah membentengi dirinya dengan kata2 haram dan tidak boleh dijawab. Dalam keputus asaan ketika kehampaan hidup yang demikian getir tidak bermakna dan begitu menusuk hati, anda akan bersujud dan menangis serta menjerit. Anda berdoa penuh harap kepadanya, pada dia yang anda percaya bahwa dia maha mendengar, dengan menjerit dan menangis seakan2 tuhan akan iba kepada anda. Apakah tuhan memiliki perasaan seperti anda? Anda panjatkan doa bahwa anda membutuhkannya, bahwa anda menginginkan pemahaman akan arti ini semua. Anda memohon untuk ditunjukkan jalan pulang untuk kembali kepadanya. Anda merasa tidak mengerti apa2 tentang tuhan. Tuhan yang seharusnya anda sembah, anda merasa hanya secara mekanistik lelaku menyembah sesuatu yang belum anda pahami apalagi anda ketahui. Hanya setitik harapan yang menjadikan setitik benih permohonan anda. Seberkas keyakinan, bahwa dia maha mendengarkan doa anda. Setitik harapan bahwa kelak dia akan mengajarkan kepada anda, membuka dirinya, mengenai siapa dia sebenarnya. Dibawah rahmatnya, dengan pertolongannya, tanpa anda sadari, anda mulai ditunjuki kepadanya.Saudara-saudaraku pada hari penutupan pelajaran Lailatul Qadar ini, anda diberikan begitu banyak kesempatan dan pemberian dari Tuhan untuk anda sadarilah begitu beruntung anda karena banyak manusia tidak seberuntung anda dalam kehidupannya. Apalagi mendapatkan LQ ini yang tidak ada nilainya dengan harta benda yang ada di dunia ini. Jangan sia siakan kesempat dan pemberian ini gunakan semuanya untuk peningkatan kesadaran diri anda jangan anda setelah ini masih seperti manusia awam, berarti anda menyia-nyiakan kesempetan yang amat susah ini.
Pada suatu hari dipertemukannya seorang yang memahami sepenuhnya apa yang sedang anda cari mengenai makna kehidupan ini, tanpa anda bercerita sepatah katapun. Dengan caranya dia membuat anda paham bahwa penderitaan hidup anda di akibatkan oleh perbuatan anda sendiri . anda hanya tidak sadar , anda lagi tertidur pulas dalam ketida sadaran diri. Dia menjelaskan bahwa semua kegagalan dan kegelisahan ini hanyalah semata-mata sebuah perjalanan kehidupan anda di dalamnya mengandung pelajaran tentang kasih sayangnya .. supaya anda sadar bahwa anda kini telah menemukan hakikat makna kehidupan anda, agar anda tidak tersesat menjauh dari jalan yang lurus. Semuanya hanyalah undangannya supaya anda menyadari kehadiran dirinya. Diri yang lebih sejati didalam diri anda, dan supaya anda kembali menemukan jalan pulang.

Menemukan jati diri yang sesungguhnya dan sebenarnya. Sedikit demi sedikit, semakin lama anda tidak bisa memungkiri perasaan bahwa dia itu mengetahui dan memahami segala tentang diri anda, juga tentang seluruh kehidupan anda. anda tidak bisa lagi memungkiri bahwa pengajarannya terasa sangat menyegarkan bagi sesuatu yang ada jauh didalam diri anda. Semua ilmu tentang kehidupan dan rahasia Ktuhanan diberikan kepada anda dengan mudah, dan dia rela menebus setiap karma anda agar bersih dan mendapatkan remisi penghapusannya dari alam untuk anda. Apapah anda tahu siapa sebenarnya di balik itu semua . Mana rasa hormatmu, mana rasa kasihmu kepadanya, dia memperlihatkan siapa dirinya kepada anda, apakah anda mengetahuinya serta mengenalnya ? lihat dari prilaku dan kasih sayangnya Dengan penuh kehati2an, Tanpa guru anda tidak tahu apa-apa, apalagi tentang makna hidup dan Tuhan, bila anda menemukan guru yang dapat menghantarkan anda kehadiratnya berarti anda telah mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Kasing, karena tidak semua manusia di pertemukan dengan guru yang demikian, apa bila anda menemukan guru yang telah menyatu dengannya, jangan sekali kali mengingarinya, karena dia adalah wujud Tuhan dalam kehidupan di dunia ini. sedikit demi sedikit hati anda mulai terbuka dan mengenal serta percaya siapa dia .. Demi sedikit pengetahuan tentang seruas jalan setapak untuk pulang menuju tuhan dan akhirnya pada saat anda telah mantap dan siap, ia membukakan dirinya mengatakan siapa ia sebenarnya, tuhan sendirilah yang telah mengantarkan anda untuk bertemu dengannya. Di suatu titik dalam kehidupan anda, dan sudah menjadi tugasnyalah untuk menjemput anda dan mengantarkan anda pulang kembali kepadanya. Dia telah menerima tugas dari tuhan untuk membimbing orang2 yang rindu akan jalan pulang kepadanya seorang pembimbing yang atas ijin tuhan telah diberinya kemampuan hakiki untuk menunjukkan jalan menujunya, selamat untuk mengarungi kehidupan ini. amin.

(dipetik langsung dari email YMMG Haris Suhyar)